Rabu, 04 Juli 2012

Kreatif? Brani aja!

Kreatif? Brani aja!

 Saat mendapat forward-an email dari teman tentang Microsoft Excel bisa untuk menggambar, saya sangat penasaran, karena saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang menggunakan salah satu fungsi dari Microsoft Word ini setiap hari. Ternyata benar, artikelnya menarik sekali! Selain membantu kita untuk menyelesaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan angka, Excel juga bisa kita pakai untuk refreshing sejenak dari rutinitas!
Dari sini, terbukti ya ternyata menjadi kreatif itu bisa dengan media apa aja, tak terbatas. Menggambar melalui media Excel ala Alvaris Falcon ini contoh yang baik untuk kita.
Kita lihat yuks, kreativitas yang bisa dilakukan dengan Microsoft Excel!
MegamanX

NyanCat

MegamanVS Iron Man

Monalisa

Pikachu


Zelda Link
Avatar


Gokil ya? Dari hal sederhana yang kita lihat sehari-hari, ternyata kita bisa melakukan sesuatu yang seru!
Terusik gak untuk melakukan hal-hal unik lainnya? Banyak ide untuk berekspresi melalui karya seni? Hayuk, jangan takut! Sebagai generasi berprestasi, teman-teman harus berani menunjukkan aksi dan ekspresi! Gak ada yang salah koq dengan kreativitas! Asal positif, berani aja!
Disadur oleh Rosaria Lea kesekolah.com dari: Hongkiat.com, artikel "30 Geeky Artworks Created Using Microsoft Excel"

Mengizinkan Anak Menjelajah Dunia Maya, Tanpa Kekawatiran!

Mengizinkan Anak Menjelajah Dunia Maya, Tanpa Kekawatiran!

Internet. Siapa yang tidak menggunakan internet sekarang ini. Dari anak-anak hingga orang dewasa menggunakannya, bahkan semakin hari semakin bertambah. Menurut sumber MarkPlus Insight: Hasil riset memperlihatkan bahwa pertumbuhan penggunaan Internet di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 lalu rata-rata penetrasi penggunaan Internet di kota urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011 ini ditemukan oleh MarkPlus Insight bahwa angkanya sudah di kisaran 40-45 persen: http://smedplus.com/artikels.html.

Kita sebagai pekerja di dunia pendidikan, pasti tidak asing dengan internet, bahkan menjadi penggunanya dalam frekuensi yang cukup sering. Banyak pendapat dan kekawatiran orang tua yang muncul seiring dengan perkembangan internet. Ada yang setuju dengan penggunaannya, ada pula yang tidak mendukung. Yuk, kita bahas penggunaan dan kegunaan internet.

Di satu sisi, internet menambah kekawatiran tenaga didik dan orang tua karena bisa membawa pengaruh negatif untuk anak-anak dan generasi muda. Negatif nya dimana? Dengan kemudahan akses yang diberikan, maka anak bisa mencari informasi mengenai apapun, dari yang edukasi, pengetahuan umum, hingga sesuatu yang fun, tanpa dibatasi tempat dan waktu. Dengan adanya laptop plus modem atau akses internet sewaktu hang out di café, anak didik kita sudah bisa berselancar ke seantero jagad informasi. Nah, di mulai dari sini dimulai pengaruh buruknya. Masa anak-anak dan remaja adalah masa-masa dimana keingintauan mereka cukup tinggi. Berawal dari ingin coba-coba dan rasa keingintauan itu lah, anak didik kita bisa menemukan informasi yang tidak seharusnya diakses, seperti tindak kekerasan dan pornografi misalnya. Atau juga di rumah, anak-anak bisa duduk berjam-jam untuk main games online terus-menerus atau main FB seharian, sampai lupa mereka masih ada PR yang harus dikerjakan, dan masih banyak hal yang negative lainnya.

Bapak ibu guru pernah membaca atau melihat berita aksi penculikan remaja atau kasus penipuan akibat pertemanan melalui jejaring sosial? Atau anak-anak yang diberikan akses internet, bisa melihat aksi kekerasan lewat internet? Itu juga salah satu dampak buruk yang harus ditanggulangi. Makanya, banyak usaha sebagai tindakan preventif untuk hal-hal buruk tersebut di atas

1. Pengawasan orang tua
2. Pengawasan penggunaan internet di sekolah
3. Penanaman kesadaran akan baik dan buruknya penggunaan internet

Tapi pertanyaannya adalah apakah itu cukup? Untuk akses internet yang sekarang ini bisa didapat di mana saja tak terbatas tempat dan waktu, apakah kita sebagai guru atau orang tua bisa selalu mengawasi anak-anak kita? Gak bisa juga kan?

Waduuuh, terus gimana caranya untuk mencegah hal-hal seperti itu? Tenang, ada caranya. Sekarang ada teman baik yang bisa membantu orang tua dan guru untuk memagari supaya anak-anak bisa berselancar dan menjelajah dunia informasi dengan aman dan terkontrol.

Ada web filtering dan security yang baik yang bisa membantu memfilter sekaligus menjaga konten yang diakses oleh anak-anak. Dengan adanya web filtering, kita bisa memfilter dan mem-block konten yang tidak baik untuk anak-anak. Guru atau orang tua tinggal memilih kata-kata seperti pornografi atau poker misalnya, untuk di set supaya tidak bisa diakses oleh murid atau anak. Di sekolah pun, kita bisa membatasi kapan dan berapa lama anak boleh buka jejaring sosial, jam istirahat saja atau satu jam setelah pulang sekolah, di perpustakaan atau di kantin sekolah saja. Dan sebagai pelaku institusi pendidikan, guru juga akan mendapatkan report secara detail untuk siapa saja yang mengakses, apa yang diakses dan jam berapa akses tersebut dilakukan. Bagaimana jika anak didik kita sudah meninggalkan sekolah dan mengaksesnya di rumah atau di tempat hang out nya? Jangan kawatir, tetap tidak bisa diakses dari manapun dan dimana pun koq jika sudah dipasang pengaman ini.

Intinya adalah dengan adanya web filtering dan security ini, kita bisa mengontrol dan taking care anak-anak kita untuk mencari informasi dan berita yang baik-baik saja.

So, tidak perlu memutuskan kontak mereka dengan dunia maya, karena dampak positif nya juga banyak. Anak-anak bisa mencari informasi penting seperti tugas sekolah, pengetahuan umum, bersosialisasi, belajar, dan banyak lagi. Mengizinkan anak-anak kita berselancar dan menjelajah dunia informasi lewat internet? Siapa takut? Bersama web filtering dan security, kita bisa menjaga mereka sepanjang waktu!

Dipersembahkan oleh: Rosaria Lea kesekolah.com dan Smoothwall.

Cara Baru dalam Belajar

Cara Baru dalam Belajar

Kesulitan belajar dengan metode lama dengan membaca buku, latihan soal tanpa penjelasan, belajar bersama teman (yang mungkin belum tentu bisa juga). Sekarang sudah ada cara belajar baru yaitu Zenius.net

Zenius.net adalah cara pembelajaran melalui video untuk SD, SMP dan SMA, dengan isi yang UPDATED. Kamu nggak akan kesulitan dan bakal paham banget tentang pelajaran di sekolah, gak panik dalam persiapan UN dan juga persiapan SNMPTN.

Zenius.net dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas belajar kamu untuk meraih prestasi akademik dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dilengkapi dengan lebih dari 22.000 mini videos tutorials, kamu bisa belajar secara efektif dan FUN! Seperti punya guru privat, kamu bisa belajar materi apa yang kamu mau, kapan pun, dan dimana pun. Kamu bisa daftar jadi member zenius, dan bisa dapet pembelajaran yang bikin kamu ngerti banget dan ENJOYABLE.

Lalu kamu berpikir jadi Zenius.net ini mirip dong dengan Khan Academy yang dirintis oleh Sal Khan, tapi tentunya zenius.net lebih pas dengan kamu.

Apa aja sih keunggulan dari zenius.net? Kenapa kamu perlu zenius.net?

Bisa belajar apa aja, di mana aja, dan kapan aja kamu mau..
Metode pengajaran yang berfokus pada konsep banget, jadi kamu bisa ngerti dari hal yang paling mendasar dan gak perlu ngafal rumus, dll.
Pembahasan materinya pake bahasa yang santai banget, jadi rasanya kaya lagi ngobrol sambil belajar bareng gitu deh..
UPDATE videonya mingguan yang isinya bisa mencakup pembahasan soal-soal baru, tips dan trik, dll.
Dilengkapi dengan berbagai animasi dan gambar-gambar yang bikin kamu jauh lebih paham dan mengerti.
dan masih banyak lagi..


salah satu sample video pengajarannya bisa kamu lihat pada video dibawah ini

Untuk info lebih jelas bisa hubungi kami

PT Strategic Partner Solution
Graha Indramas Building 6th Floor
Jl. K.S. Tubun Raya No. 77
Jakarta 11410
Indonesia

Phone: +62 21 53677777
Fax: +62 21 53671120
Email: admin@kesekolah.com

10 Cara Penggunaan You Tube di Ruang Kelas

10 Cara Penggunaan You Tube di Ruang Kelas
1. Picu diskusi yang hidup

Melibatkan para siswa dengan menunjukkan sebuah video yang relevan dengan kehidupan mereka. Klip video bisa mendatangkan perspektif yang berbeda atau memaksa siswa untuk mempertimbangkan sudut pandang baru, membantu untuk memicu sebuah diskusi. Lihat video Sains ini sebagai contoh yang bagus.

2. Mengatur semua konten video luar biasa yang Anda temukan
Playlist adalah cara YouTube yang memungkinkan Anda untuk mengatur video di situs: daftar putar adalah serangkaian video Anda susun- mereka tidak harusadalah video yang Andaupload, dan Anda bisa memilih urutan.Ketika satu video berakhir, daftar putar memutar video berikutnya tanpa ada penawaran 'video terkait', sehingga menciptakan lingkungan teraturbagi siswa Anda.Oleh karena itu, dengan membuat daftar putar video Anda dapat memilih video YouTube Anda ingin siswa Anda untuk melihat. Saksikan Bumi Dinamis Proses playlist untuk contoh yang baik.
3. Arsip pekerjaan Anda
Menangkap dan menyimpan proyek dan diskusi sehingga Anda dapat merujuk kembali kepada mereka dari tahun ke tahun.Ini juga akan membantu Anda menghemat waktu karena Anda dapat mempertunjukan video lama anda kepada siswa baru Anda. Misalnya, guru ini membuat video yang menjelaskan diagram alur cerita yang dia gambar. Karena video, diarsipkan di YouTube dan dengan mudah dapat berbagi dengan guru lain.

4. Memungkinkan siswa untuk menggali lebih dalam sebuah subjek
Memberikan siswa pilihan untuk menggali lebih dalam sebuah subjekdengan membuat daftar putar video yang berkaitan dengan konsep itu. Dengan membuat daftar putar video relevan,Anda membuka kemungkinan siswa untuk mengejar ketertarikan mereka tanpa membuang waktu mereka mencari informasi (atau menemukan konten yang pantas menurut mereka). Berikut adalah contoh daftar main yang dibuat guru untuk siswa mereka pada Kisah Masalah Matematika.
5. Buat siswa yang kesulitan menyamakan kecepatan belajar, dan mendorong siswa yang kuat lebih maju lagi
Video (atau daftar putar) dapat membantu suplemen dalam mengajar kelas untuk siswa yang kesulitan.Siswa dapat mengulang video atau daftar putar pada saat dirumah sehingga Anda tidak dipaksa untuk mengajar secara eksklusif pada sampai tengah pengajaran.Piazzaalexis,pengguna YouTube membuat video sesuai dengan standar negara sehingga siswa yang membutuhkan untuk meninjau standar tertentu bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.


6. Mengulang pelajaran untuk ujian mendatang
Ubah ulangan dan catatan bantu menjadi videoyang mudah ditonton.Dengan cara ini siswa dapat mendengar penjelasan Anda saat mereka belajar. Perhatikan contoh dari pengulangan untuk tesJepang Abad Pertengahan. Anda juga dapat menciptakan sebuah "ulangan" berupa video supaya siswa dapat menggunakannya untuk belajar pada malam sebelum ujian final.

7. Buat pusat YouTube di kelas Anda
Ketika bekerja di stasiun atau pusat pembelajaran, berikan siswa menggunakan saluran YouTube untuk menyelesaikan sebuah tugas, membebaskan Anda dari bekerja dengan kelompok kecil siswa. Bagilah kelas Anda menjadi beberapa kelompok dan mereka memutar melalui stasiun yang berbeda. Di stasiunYouTube,memperkenalkan mahasiswa untuk informasi baru, yang memungkinkan Anda untuk membantu siswa melatih kemampuan-kemampuan baru yang merekatemukan.

8. Buat kuis untuk melengkapi video untuk umpan balik instan
Buat Form Google yang akan siswa isi setelah menonton video.Anda dapat menggunakan kuis ini untuk mendapatkan umpan balik instan pada apa yang mereka pelajari. Sertakan kuis Anda di blog atau situs kelas sehingga siswa dapat menonton video dan menyelesaikan kuis pada saat yang sama. Untuk penerapannya lihat contoh ini.

9. Buat Video petualangan Interaktif
Gunakan penjelasan YouTube untuk menciptakan "Pilih petualangan Anda sendiri" petualangan dengan gaya video. Anda juga dapat membuat panduan video.

10. Balik metode kelas Anda
Jika siswa Anda menonton video dari konsep-konsep dasar di rumah maka Anda dapat fokusdi kelas pada penerapan konsep-konsep tersebut, bekerja bersama-sama dengan teman sekelas mereka bukan hanya mendengarkan Anda kuliah. Lihat contoh sekarang.

Pendidikan Usia Dini Optimalkan Potensi Anak

Pendidikan Usia Dini Optimalkan Potensi Anak
Merancang waktu bermain dengan anak bukanlah hal yang mudah bagi para orangtua yang waktunya semakin sempit karena kesibukan kerja. Padahal, bermain merupakan bagian dari perkembangan anak yang tidak bisa dilepas begitu saja, terutama anak usia dini yang sedang memasuki tahap usia emas.
Di usia emas (0-3) tahun anak membutuhkan banyak stimulus agar saraf-safaf di otaknya semakin berkembang sehingga kecerdasannya bisa optimal. Aktivitas yang tepat di usia ini akan mendukung perkembangannya kelak.

Beruntung karena kini sekolah anak usia dini makin banyak sehingga orangtua memiliki pilihan yang lebih beragam. Namun di sisi lain hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam menentukan sekolah terbaik di antara sekian banyak tawaran.

Para pakar perkembangan anak menuturkan, sekolah yang baik bukan diukur dari bangunan fisiknya saja tapi juga "kurikulumnya". Hendaknya sekolah tidak terlalu menekankan pada aspek kognitif saja tapi juga aspek lain seperti kecerdasan intelektual, emosi, sosial, serta psikomotorik anak.

Karena anak di usia dini masih memerlukan perkembangan motorik, sebaiknya pilih sekolah yang menyediakan fasilitas permainan yang sesuai dengan kebutuhan stimulasi anak.

Salah satu sekolah untuk anak usia dini yang telah berpengalaman lama, KindyROO, bisa menjadi pilihan. Sekolah yang didirikan 30 tahun lalu oleh Margaret Sasse di Melbourne, Australia, ini kini telah hadir di Jakarta, yakni di Kemang Square Jakarta Selatan.

Aktivitas yang dilakukan anak di KindyROO adalah kegiatan bermain yang terarah yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. "Dengan menstimulasi otak anak di usia dini bisa membantu kemampuannya dalam menangkap atau menyerap pelajaran lebih cepat ketika mereka masuk sekolah," kata Paulin, principal di KindyROO Jakarta.

Kegiatan kelas di KindyROO dimulai dengan bernyanyi bersama lalu dilanjutkan dengan berbagai aktivitas menarik di bawah bimbingan para pengajar berpengalaman. "Setiap lagu yang dinyanyikan, setiap permainan yang dimainkan, setiap aktivitas dirancang secara khusus untuk memaksimalkan kemampuan anak untuk belajar," kata Margareth Sasse, pendiri KindyROO.

Yang menarik selain mendidik anak, orangtua atau pengasuh anak juga bisa ikut terlibat dalam aktivitas anak sehingga mereka mendapat pengalaman cara-cara yang tepat untuk menstimulasi anak di rumah.

Setiap minggunya akan diberikan tema berbeda untuk menjadi panduan belajar. Demikian juga dengan permainan musik. Membiasakan anak bermain musik sejak dini dipercaya sangat penting dampaknya untuk membangun fondasi anak di bidang bahasa, matematika, ritme, dan juga seni.

Seluruh peralatan permainan yang tersedia didesain khusus untuk melatih anak melatih keterampilan motorik kasar, misalnya memanjat, melompat, merangkak, dan sebagainya. "Susunan dan setting alat permainan di tempat kami juga sering diganti untuk memberi tantangan baru," kata Paulin.

Aneka kelas

Untuk pendidikan anak usia dini, KindyROO membuka beberapa kelas mulai dari anak usia 6 minggu hingga di atas 4 tahun.

Kelas yang tersedia untuk bayi usia 6 minggu sampai bayi yang sudah siap merangkak disebut kelas Non-mobile babies ditujukan untuk menstimulasi perkembangan motorik dan sensorik anak. Di kelas ini orangtua juga bisa menghabiskan waktunya bermain bersama bayi. Aktivitas utamanya adalah melatih kekuatan, keseimbangan, dan kesadaran tubuh pada bayi.

"Berbagai macam permainan positif di sini membuat saya tertantang melatih skill motorik anak," kata Deasy, ibu dari Sammy (5,5 bulan) yang memasukkan anaknya di kelas Non-mobile babies.

Kelas selanjutnya adalah mobile babies bagi bayi-bayi yang sudah mulai merangkak. Aktivitas di kelas ini ditujukan untuk merangsang panca indera bayi seperti indera penglihatan dan pendengaran yang akan membantu perkembangan bahasanya.

Kemudian ada kelas untuk bayi yang sudah bisa berjalan hingga dua tahun. Kegiatan-kegiatan di kelas ini lebih difokuskan untuk melatih keterampilan tangan sambil membangun pengenalan bahasa.

Untuk anak yang lebih besar, usia 2-3 tahun, anak-anak diajak untuk lebih mandiri serta melatih konsentrasi anak. Anak-anak juga dilatih mendengarkan instruksi dengan baik dan diperkenalkan konsep kata yang lebih mendalam dari kelas sebelumnya.

Sementara itu untuk kelas anak usia 3-4 tahun anak diajak belajar mengikuti instruksi yang lebih rumit, bekerja sama dalam kelompok, dan juga belajar memecahkan masalah. Terakhir, untuk kelas anak berusia lebih dari 4 tahun, aktivitas yang tersedia dirancang untuk menstimulasi anak agar tidak mengalami kesulitan dalam belajar di kemudian hari.

Sumber: kompas.com

Pendidikan Pancasila Makin Termarjinalkan

Pendidikan Pancasila Makin Termarjinalkan

Pendidikan kewarganegaraan sangat rentan dimanipulasi oleh kekuatan penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya. Hal itu diungkapkan aktivis Sekolah Tanpa Batas, Bambang Wisudo, pada diskusi Revitalisasi Pendidikan Pancasila: Memperkokoh Keberagaman Menuju Keadilan, Kamis (31/5/2012), di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta.

"Kerawanan itu terlihat dengan jelas dari perubahan kebijakan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dari waktu ke waktu yang lebih merefleksikan kemauan dan kepentingan pihak berkuasa," kata Bambang di tengah-tengah diskusi.

Dia menjelaskan, dengan terkonsolidasinya kekuatan Orde Baru, kepentingan dan tafsir kekuasaan atas Pancasila menghegemoni pendidikan kewarganegaraan yang kemudian mengubahnya dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Mata pelajaran tersebut baru ditinjau kembali setelah berlangsung hampir 20 tahun lamanya.

Perubahan itu terjadi dalam kurikulum 1994 dengan mengintegrasikan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan di bawah mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Setelah Orde Baru, kata dia, pendidikan Pancasila kehilangan gaungnya. Bahkan, pada 2004, kata Pancasila dihilangkan dari mata pelajaran tersebut sehingga menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

"Perubahan itu tidak mengubah signifikan karakter pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan yang bias kekuasaan, menonjolkan tafsir rezim yang berkuasa, tidak menarik, dan formalistik," ujarnya.

Bambang mengatakan, penghilangan kata Pancasila merupakan tanda semakin termarjinalkannya pendidikan Pancasila di bangku sekolah ataupun perguruan tinggi. Lebih jauh ia menilai, saat ini jamak ditemui siswa SD ataupun mahasiswa tidak hapal, apalagi memahami pengertian yang terkandung dalam Pancasila.

"Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harusnya tidak layak dihilangkan," ungkapnya.

Adapun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri sejak kelas IV SD sampai dengan kelas XII di tingkat menengah sebanyak dua jam pelajaran dalam seminggu.

Sumber: kompas.com

Ini Peraturan Menteri tentang Pungutan Siswa Baru!

Ini Peraturan Menteri tentang Pungutan Siswa Baru!

JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) baru mengenai pungutan di sekolah jenjang pendidikan dasar. Permen ini merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 yang juga mengatur mengenai pungutan di sekolah.
"Dalam Permen baru ini kami tegaskan lagi mengenai pungutan, lanjutan atau revisi dari PP 60," kata Nuh, Selasa (26/6/2012) malam, di Gedung Kemdikbud, Jakarta.
Ia menjelaskan, lahirnya Permen baru ini karena ada aturan dalam PP 60 yang memberatkan sekolah-sekolah swasta. Dalam PP itu, seluruh sekolah swasta jenjang pendidikan dasar (SD-SMP) yang menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dilarang memungut biaya operasional dan biaya investasi.
Peraturan Menteri ini menegaskan, sekolah swasta penerima BOS diperbolehkan memungut biaya operasional tetapi disesuaikan dengan dana BOS yang diterima. Misalnya, jika biaya operasional masing-masing siswa per bulan sebesar Rp 200 ribu, maka sekolah tersebut hanya diperbolehkan memungut biaya operasional tidak lebih dari Rp 100 ribu. Sebab, dana BOS telah menutup kebutuhan siswa sebesar Rp 100 ribu untuk setiap bulannya.
"Sekolah negeri tetap tidak boleh memungut biaya. Sekolah swasta penerima BOS boleh memungut, tapi nominalnya dibatasi atau dikurangi dari dana BOS itu. Saya pikir ini fair, karena swasta punya keterbatasan di situ," ujarnya.
Di luar itu, lanjut Nuh, hal baru yang diatur dalam Permen ini adalah mengenai kewajiban melapor untuk semua sekolah penerima bantuan yang jumlahnya melebihi Rp 5 miliar untuk satu tahun ajaran. Kebijakan ini diambil untuk mendorong budaya transparan di semua satuan pendidikan.
"Intinya, pungutan di sekolah jangan sampai mensejahterakan golongan tertentu. Permen ini akan digunakan sebagai alat untuk "investigasi" karena uang yang digunakan sesuai dengan peruntukkannya, dan malam ini akan saya teken," pungkasnya.
Sumber: kompas.com

Segera Terbit Aturan Absensi Guru

Segera Terbit Aturan Absensi Guru
JAKARTA - Untuk mengontrol dan mengukur kinerja para guru di seluruh Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tahun ini akan segera menerbitkan aturan guna mendongkrak kinerja guru. Salah satunya, memeriksa absensi atau kehadiran guru di sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengungkapkan, selama ini belum ada aturan yang mengatur dan mengukur kinerja guru. Sehingga dirasakan tidak seimbang dengan kesejahteraan guru yang diberikan oleh pemerintah.
"Ini saatnya kinerja guru harus diukur dan dilihat. Apakah kesejahteraan guru sudah relatif baik apa berdampak pada kinerja guru. Bagaimana cara tau kinerjanya baik atau tidak. Terus terang sampai sekarang belum ada pengukuran kinerja guru secara utuh. Sekarang saya siapkan instrumen untuk mengukur kinerja dan akan keluar tahun ini juga," ungkap Nuh saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Jakarta, Rabu (6/6) malam.
Nuh menjelaskan, bukti kehadiran guru untuk mengajar di sekolah itu sangat penting. Menurutnya, hal ini akan berkaitan dengan kualitas pendidikan anak didik di sekolah.
"Kalau guru itu absen tidak ada yang mengajar, maka bisa jadi mata pelajaran yang harusnya sudah selesai materinya, akhirnya tidak dibahas. Akibatnya ketika ujian, siswa tidak paham tentang materi tersebut karena belum diajarkan," tukasnya.
Cara pengukuran kinerja guru lainnya, adalah dengan melihat berapa banyak modul atau bahan ajar yang dituliskan oleh guru untuk para siswa sebagai pendukung proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, berapa kali guru melakukan pendampingan terhadap murid yang akan menghadapi ujian.
"Semua adalah bagian dari pengukuran kinerja guru. Kalau tidak begitu, pemerintah akan dinilai tidak fair dalam memberikan kesejehteraan bagi guru," imbuhnya.
Mantan Rektor ITS ini menambahkan, untuk memastikan kehadiran atau absensi guru itu tidak harus menggunakan finger print. Bisa dilakukan dengan cara konfirmasi kepada kepala sekolah hingga ke siswa-siswi di sekolah tersebut. "Kalau kinerjanya tidak menunjukkan prestasi maka akan berlaku insentif dan disinsentif," katanya.
Sumber: jpnn.com

Cegah Anak Jadi Perokok, Ini Dia Caranya

Cegah Anak Jadi Perokok, Ini Dia Caranya

Saat ini fenomena anak merokok kian mencemaskan. Menurut data dari Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), jumlah perokok anak usia 10-14 tahun meningkat enam kali lipat. Bila pada tahun 1995, jumlahnya mencapai 71.100 orang, maka angka itu meningkat menjadi 426.200 pada 2010.

"Bahkan sekarang kasus perokok pada anak sudah merambah usia balita, ada sekitar 20 kasus baby smoker yang kami terima. Paling kecil usia 11 bulan sudah mulai merokok. Data sebenarnya mungkin lebih dari 20 kasus," ungkap Arist Merdeka Sirait, ketua Komnas Perlindungan Anak.

Agar mencegah kemungkinan anak akan menjadi perokok di usia dini, berikut adalah tips dari Seto Mulyadi:

Jangan jadi contoh yang buruk bagi anak. Anak adalah peniru terbaik. Ia akan mengikuti tingkah pola orang tuanya, ia akan mengikuti orang tuanya merokok seperti ia mengikuti orang tuanya berbicara.

Merokok jangan di depan anak. Merokok ditempat tertutup. Misalnya di kebun, pos satpam, atau tempat yang tidak terlihat anak.

Katakan pada anak rokok itu berbahaya, rokok membuat sakit, rokok itu mematikan dan rokok itu narkoba. Jelaskan bahaya merokok, sehingga anak mengerti apa itu rokok dan mengetahui bahayanya.

Menjelaskan bahaya merokok bisa melalui lagu. Ini akan lebih mudah ditangkap oleh anak. Komnas Perlindungan Anak sedang mempersiapkan lagu khusus untuk anak tentang Bahaya Merokok.

Selain dengan lagu, untuk menjelaskan bahaya merokok kepada anak-anak bisa dengan drama, teater atau festival musik. Bisa juga dengan menunjukkan video tentang bahaya merokok.

Buatlah poster bahaya merokok, ditempel di rumah, di sekolah atau tempat-tempat yang bisa dilihat anak.

Lakukan pelatihan ditujukkan bagi guru dan orang tua untuk merubah persepsi keliru tentang rokok. Persepsi keliru bahwa dengan rokok laki-laki terlihat keren, petualang, macho atau lainnya. Sedangkan perempuan dengan rokok akan terlihat langsing, glamour, mandiri dan modern.

Jika anak sudah terlanjur coba-coba merokok dan menjadi perokok aktif, segera hubungi dokter atau psikolog terdekat.

Jika orang tua atau ayahnya tidak bisa diajak kompromi, ia tetap merokok didepan anaknya, laporkan ke ketua RT atau polisi. Karena ini merupakan bentuk pelanggaran hak anak.

Hindarkan anak dari iklan rokok. Sebaiknya iklan rokok mencantumkan juga gambar berisi bahaya merokok pada bungkus, jangan hanya peringatan kecil yang tertulis pada bungkus rokok.

Sumber: republika.co.id


Bosan Mendongeng untuk Si Kecil? Ini Dia Solusinya

Bosan Mendongeng untuk Si Kecil? Ini Dia Solusinya

Bercerita adalah salah satu metode pembelajaran yang paling efektif pada anak usia dini. Tingkah laku dan moral anak dapat dibentuk melalui cerita-cerita yang kita karang sendiri berkenaan dengan diri anak. Namun, tak urung ada waktunya orangtua pun terkadang merasa lelah dan bosan melakoni aktivitas ini setiap hari.

Bagi Elly Risman Musa, seorang pakar parenting, inilah perlunya kerja sama yang baik antara ayah dan ibu. Jika pada malam hari Ibu lelah sekali, Ibu dapat bekerja sama dengan Ayah. Minta tolong pada Ayah untuk menjaga anak-anak pada saat Ibu mengantuk.

''Tidurlah 30 menit dan minta Ayah untuk menggantikan posisi Ibu bercerita atau menemani mereka belajar,'' ujar Elly dalam satu konsultasi.

Seharian bekerja di kantor atau seharian bekerja mengurus anak dan rumah memang melelahkan. ''Jika ada komunikasi dan niat lurus dalam mengasuh anak, Ayah dan Ibu harus saling mengisi dan membantu dalam pengasuhan,'' lanjutnya.

Menurut Elly, ada baiknya untuk membuat jadwal bercerita antara Ayah dan Ibu. Kapan Ayah pulang malam dan tidak dapat terlibat. Mungkin Ayah dapat giliran pada hari Jumat, Sabtu, dan Ahad. Hal ini akan mengeratkan hubungan antara Ayah dan anak anak. Anak juga mendapat variasi cerita dan wawasan yang berbeda.

Cerita-cerita Ayah mungkin lebih heroik karena Ayah lebih suka petualangan. Selain itu jenis buku yang dibaca oleh Ibu dan Ayah berbeda. ''Dengan demikian anak akan memiliki berbagai kemampuan ekspresi macam-macam emosi dari cerita yang diberikan,'' papar Elly.

Sumber: Republika.co.id


Perlukah Mengajarkan Calistung di Usia Dini?

Perlukah Mengajarkan Calistung di Usia Dini?
Tak sedikit orangtua yang bangga dengan kemampuan balitanya dalam membaca, menulis dan berhitung (calistung). Mereka yakin anak yang diajarkan kemampuan calistung sejak dini lebih pintar dari anak seusianya.

Di tambah lagi, kini semakin banyak sekolah dasar yang mensyaratkan calon siswanya punya kemampuan calistung, kendati hal itu sebenarnya dilarang. Karena khawatir anaknya tidak bisa masuk ke SD favorit, para orangtua pun berlomba-lomba mengajari anaknya calistung, antara lain dengan memilih playgroup atau TK yang menjamin balita mahir calistung sebagai persiapan masuk SD.

Apabila minat membaca dan menulis anak sudah muncul sejak dini mungkin proses mengajarkan calistung pada anak menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Namun faktanya kebanyakan anak baru benar-benar siap belajar membaca dan menulis di atas usia 5 tahun.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kemdikbud, Lydia Freyani Hawadi, seperti dikutip Kompas (12/1/12) pernah mengingatkan bahwa jenjang PAUD seharusnya tidak membebani anak dengan kemampuan calistung. Siswa baru boleh diajar calistung di SD.

Metode pendekatan di PAUD, kata Lydia, tidak didasarkan pada aspek kognitif, tetapi pada aspek motorik. Karena perkembangan anak usia 0-5 tahun masih terfokus pada aspek motorik, seharusnya metode pembelajarannya lebih menekankan pengembangan soft skill dengan cara bermain.

Lagipula, masa balita adalah masanya bermain dan bermain. Memaksakan anak melakukan sesuatu yang sebenarnya ia belum siap justru akan memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan akhirnya muncul penolakan.

"Banyak orangtua yang memilih PAUD bukan yang berdampak bagus bagi perkembangan buah hatinya, tapi PAUD yang hasilnya dapat membanggakan orangtua. Yang terjadi, anak pun menjadi stres di usia dini," kata Paulin Sudwikatmono, principal KindyROO, sebuah sekolah bagi anak usia dini.

Ia menambahkan, karena terlalu fokus untuk diajarkan calistung pada usia yang sangat dini, anak-anak tidak berkembang secara alami sebagaimana mestinya karena di masa yang instan ini anak-anak dipacu untuk belajar dan tidak diberikan kesempatan untuk membangun fondasi yang kuat dan berkembang secara alami.

"Sebagai contoh, banyak orang tua yang merasa bahwa anak-anak tidak perlu merangkak lama dan memburu-burukan anak untuk berjalan. Atau juga anak tidak perlu distimulasi motorik halusnya seperti menstimulasi keterampilan tangan dan langsung mengajar anak untuk bisa menulis," katanya.

Akibatnya, ada anak yang sudah berumur 6 tahun tetapi anak tersebut tidak dapat menulis dengan baik atau tidak dapat menulis dalam jangka waktu yang lama karena tangan cepat letih.

Kemampuan merangkak pada anak sebenarnya juga memberikan stimulasi yang banyak terhadap anak tersebut, seperti menstimulasi konsentrasi, mata, koordinasi dan kekuatan otot tubuh. Tetapi karena diburu-buru untuk berjalan cepat dengan cara dititah atau menggunakan alat bantu berjalan (walker), anak-anak tersebut kehilangan kesempatan untuk distimulasi secara benar.

"Orang tua juga berpandangan bahwa anak-anak tidak perlu bermain lama. Jika anak terstimulasi dengan baik dan benar pada saat usia dini dan diberikan kesempatan untuk bermain, anak tersebut tidak akan menemui hambatan dalam belajar di kemudian hari dan anak tersebut distimulasi untuk menjadi lebih kreatif," paparnya.

Bermain yang terarah merupakan fondasi yang penting untuk menunjang kesempurnaan dalam kemampuan belajar di kemudian hari.

"Di KindyROO, kami memberikan arahan dan pengalaman kepada orang tua bagaimana cara menstimulasi anak dengan cara yang baik dan benar untuk menghindari kesulitan belajar di kemudian hari pada saaat mereka masuk usia sekolah," ujar Paulin.

Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, KindyROO mendidik orang tua dan anak agar setiap fase pekembangan dalam anak harus dilalui dan dikuasai. Anak tidak dipaksa secara instant untuk melakukan hal-hal yang tidak cocok untuk usianya.

Anak-anak juga harus diberikan waktu untuk berkembang secara alami dan diberikan waktu yang banyak untuk bermain secara terarah. Yang paling penting adalah anak-anak diberikan fondasi yang kuat dan otak distimulasi secara maksimal agar anak-anak siap menghadapi tantangan pada saat sekolah nanti.

Sumber: kompas.com

Para Ayah Berperan Bentuk Karakter Gigih dan Tekun Anak

Para Ayah Berperan Bentuk Karakter Gigih dan Tekun Anak
Peran ayah sangat penting dalam mengembangkan kegigihan dan ketekunan dalam diri anak. Karakter tersebut menjadi landasan bagi anak dalam menghadapi tekanan kehidupan dan berhasil dalam hidupnya.

Studi baru oleh para peneliti dari School of Family Life di Brigham Young University menunjukkan, ayah mempu nyai posisi yang unik dalam me nolong anak mereka me ngembangkan karakter gigih dan tekun. Riset para peneliti BYU itu diterbitkan dalam jurnal Early Adolescence, 15 Juni 2012.

Profesor Laura Padilla-Walker dan Randal Day mencapai kesimpulan itu setelah mengikuti perkembangan 325 keluarga selama beberapa tahun. Seiring berjalann ya waktu, sifat gigih diperoleh anak dari para ayah. Sikap ini berdampak postif yakni lebih tinggi nya keterlibatan anak di sekolah dan tingkat kenakalan lebih rendah.

"Dalam penelitian , kami bertanya apakah anak mampu bertekun pada sebuah tugas, menyelesaikan sebuah proyek, serta membuat tujuan dan menyelesaikannya. Kemampuan anak untuk bertekun dan gigih menjadi landasan penting bagi anak untuk berkembang, maju, dan mampu menghadapi stres serta tekanan kehidupan," ujar Day seperti dikutip ScienceDaily. Dalam studi itu juga disimpulkan sifat gigih dan tekun dapat diajarkan. Kuncinya ialah peran ayah dalam mempraktikkan apa yang disebut pengasuhan tegas dan berwibawa , tetapi model pengasuhan itu jangan disamakan dengan pengasuhan yang otoriter. Sama sekali berbeda.

Beberapa hal dalam pengasuhan tegas berwibawa itu antara lain anak mendapatkan kehagatan dan kasih sayang dari ayah, penekanan terhadap akuntabilitas dan alasan dari setiap aturan yang dibuat orangtua, serta anak diberikan otonomi yang wajar.

Sekitar 52 persen ayah dalam studi itu yang melaksanakan model pengasuhan itu, anak-anaknya dapat mengembangkan kegigihan dan ketekunan.Studi ini meneli ti anak-anak umur 11-14 tahun. Kedua peneliti itu menyarankan, Para ayah harus terus berusaha lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka dan melakukan interaksi yang berkualitas , walaupun secara kuantitas terbatas, ujar Padilla-Walker.

Sumber: ScienceDaily, kompas.com

Camkan, Anak Agresif dan Nakal Karena Meniru Orangtuanya!

Camkan, Anak Agresif dan Nakal Karena Meniru Orangtuanya!

Hukuman fisik yang dilakukan orangtua pada anak seperti pukulan meski dengan niat membangun sikap disiplin sebaiknya tidak dilakukan. Perilaku tersebut justru kontra produktif karena dapat membentuk sikap agresif seorang anak.

"Saya pikir sangat penting bagi orangtua memahami bahwa meskipun hukuman fisik diperlukan untuk mendidik anak, ada banyak efek samping yang nantinya dapat berkembang untuk jangka panjang" kata Joan Durrant, psikolog anak di Clinical Psychologist di Family Social Sciences, Universitas Manitoba, Kanada.

Semakin sering seorang anak melihat orangtua menanggapi konflik dengan memukul, kata Durrant, makin besar kemungkinan anak akan melakukan hal yang sama ketika menghadapi konflik mereka sendiri.

Pada saat tumbuh besar, banyak anak bersikap agresif dan menjadi pemberontak, sayang banyak orangtua tidak paham mengapa anak-anaknya demikian.

Menurut Durrant ada faktor utama mengapa anak berperilaku demikian. "Orangtua cenderung menyalahkan anak saat mereka tumbuh menjadi pemberontak, padahal anak-anak sebenarnya hanya melakukan hal-hal yang mereka anggap normal bagi perkembangan mereka dengan menyontoh lingkungan sekitar termasuk orangtuanya".

Sebaiknya, orangtua mendidik disiplin pada anak melalui hal positif, pendekatan psikologis serta tanpa kekerasan, tegas Durrant.

Sumber: sehatnews.com

Informasi Sekolah

Nama : SDN Mekarlaksana
NPSN : 20205184
Tipe : Negeri
Alamat : Jl. Garung No.5 Cilengkrang
Propinsi : Jawa Barat
Kab/Ktmdy : Kab. Bandung
Jenjang : SD
 Kontak  :
Telepon  :
Fax   :
e-mail : sdnmekarlaksana@yahoo.co.id